Seorang Baduy, tetiba mendatangi Nabi Saw. Ia mengajukan pertanyaan, kapan kiamat tiba.
Memang apa yang sudah kau siapkan untuk menyambut kiamat...?" Balas Nabi Saw sembari senyum.
"Aku tidak punya persiapan amal khusus. Amalku biasa-biasa saja. Tapi aku sungguh mencintai Allah dan RasulNya..!" Jawab si Baduy polos.
"Anta ma'a man ahbabta...!" - "Engkau akan bersama orang yang engkau cintai...!" Ujar Rasulullah Saw.
Wajah pemuda Baduy itu terlihat sumringah mendengar jawaban Nabi. Annas bin Malik spontan menimpali. Tak kalah sumringah wajahnya dibanding si Baduy.
"Sudah banyak aku menuliskan hadits-hadits Rasululloh Saw. Tapi tidak ada ucapan Nabi yang lebih aku senangi, dibanding ucapan yang ini...!" Papar sahabat mulia, yang dikenal sebagai pembantu Nabi tersebut.
Cinta adalah sumber kekuatan yang amat dahsyat. Di tengah deraan cambuk yang bertubi-tubi. Dipentang di atas batu panas. Di bawah terik matahari membakar. Lelaki hitam itu tetap melafazkan kata-kata: "Ahad, Ahad...!"
Ia adalah Bilal bin Robbah. Ia tak peduli lagi dengan lemparan batu, menerpa tubuhnya yang berlumuran darah. Saat tubuhnya diseret-seret tuannya, Umayyah, berkeliling kampung dalam keadaan tangan terikat.
"Engkau tidak akan kulepaskan sampai engkau mendustakan Muhammad dan kembali kepada agamamu yang lama..!" pekik Umayyah berang.
Bilal tetap teguh. Baginya dirinya tak berharga dibanding harga imannya. Dia begitu amat mencintai Islam yang telah bersemayam dalam jiwanya.
Budak hitam asal Ethopia yang disiksa setiap hari oleh tuannya itu, dipaksa untuk murtad kembali. Sampai Abu Bakar menemuinya dalam keadaan terikat lehernya di atas batu panas. Lalu membebaskannya dari Umayyah.
Bilal terus menemani dan menjaga Nabi di setiap medan jihad. Dan taukah anda? Bilal ditunjuk Nabi untuk mengumandangkan adzan pertama kali dalam sejarah Islam. Karena suaranya keras dan indah.
Sejak saat itu, penduduk Madinah selalu mendengar suara indah adzan Bilal. Berkumandang menggetarkan kota Madinah setiap waktu sholat tiba. Adzan terakhir Bilal ketika Rasul wafat. Ia baru mengumandangkan "Allahu Akbar...!" tapi suaranya tercekat, dan tangisnya pecah. Kesedihannya begitu dalam mengenang saat-saat ia membersamai Nabi.
Bilal memutuskan hijrah ke Damaskus karena kesedihan amat dalam, sepeninggal manusia mulia yang paling ia cintai di dunia. Ia hanya adzan dua kali di Madinah. Yang pertama atas permintaan Khalifah Umar. Yang kedua, saat dia berziarah ke makam Nabi.
Salman Al Farisi, orang Iran pertama yang masuk Islam. Ia berasal dari keluarga kaya. Kisahnya memburu hidayah, terbilang berat. Ia lari dari rumahnya, setelah berhasil melepaskan diri dari rantai yang membelenggu dirinya.
Tiba di Suriah, ia tertarik mempelajari agama Kristen. Zoroasterian itu galau dengan keyakinan lamanya. Tapi di dalam Kristen ia juga tak mendapat apa yang dicarinya. Hingga ia menjadi budak dan terdampar di Madinah. Dari sini ia mendapat info, bahwa ada seorang Nabi yang turun di Makkah. Segera ia menapaktilasi Padang pasir Madinah-Makkah, hingga mendapat hidayah dari manusia mulia yang amat ia cintai di Tanah Makkah.
Sejak saat itu, ia selalu membersamai manusia yang paling ia cintai, yakni Rosul mulia, Muhammad Saw. Semua Medan jihad ia ikuti bersama Nabi. Dan Salman terkenal sebagai arsitek perang brilian dalam perang Khandaq.
Cinta telah menghias hidup ini jadi penuh makna. Dan Cinta juga yang telah mengubah dunia ini dari gelap menjadi terang. Terang oleh orang-orang yang Cinta Kebenaran hakiki. Maka hanya dengan mencintai para Pencinta Kebenaran Hakiki, dunia ini akan kembali mendapatkan nafas kehidupan sebenarnya.
That's the Miracle of love...!
No comments
Post a Comment